Selasa, 20 Agustus 2013

Kisah Ali bin Abi Thalib dan Orangtua yang Beragama Nasrani


Pada suatu ketika, Ali bin Abi Thalib berangkat ke masjid untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah dengan tergesa-gesa. Di tengah jalan ia bertemu dengan orang tua yang sedang berjalan di depannya dengan pelan dan berada di pinggir jalan. Ali yang tergesa-gesa ingin shalat berjamaah tidak mendahului orang tua tersebut dan tetap berjalan dibelakangnya. Ali merasa ta’zim (menghormati) orang tua tersebut karena umurnya yang sudah tua. Ali tetap berjalan di belakang orang tua tersebut sampai dekat terbitnya matahari. Pada saat dekat masjid, orang tua tersebut tidak memasuki masjid. Ali bertanya-tanya, mengapa orang tua tersebut tidak memasuki masjid. Akhirnya Ali mengetahui bahwa orang tua tersebut adalah orang Nashrani.


Setelah itu, Ali langsung masuk ke dalam masjid dan melihat Rasulullah SAW masih dalam keadaan ruku’
Rasulullah memanjangkan ruku’ hampir sama dngn ukuran 2 ruku’. Hal tersebut beliau lakukan agar Ali sempat untku melaksanakan shalat berjamaah. Maka pada saat selesai shalat, Ali bertanya kepada Rasulullah
“Hai Rasulullah, mengapa engkau memanjangkan ruku’ dalam shalat ini tidak seperti yang biasa engkau kerjakan?”
Rasulullah menjawab: “Ketika aku dalam keadaan ruku’ dan membaca 'subhana rabbial azim', aku ingin mengangkat kepalaku ...... Tiba-tiba malaikat Jibril datang dan meletakkan sayapnya di punggungku serta menahanku agar ruku’ lebih lama. Ketika Jibril mengangkat sayapnya, aku angkat kepalaku dan berkata. “Mengapa engkau berbuat seperti ini wahai Jibril?"
Jibril menjawab, “Ya Muhammad, sesungguhnya Ali berangkat ter-gesa2 utk berjamaah, namun di tengah jln ia bertemu orng nashrani yang sudah tua
Dan Ali tdk mengetahui bahwasanya orang tua tersebut adalah orang Nashrani. Ali memuliakan dan menghormatinya karena orang trsbt sudah tua
Ali tidak mendahulinya dan menjaga haknya. Hak menghormati orang tua
Oleh karena itu, Allah memrintahkan kepadaku agar menahanmu pada saat ruku’ agar Ali sempat untuk shalat subuh berjamaah. Allah juga memerintahkan kepada malaikat Mikail AS untuk menahan matahari dengan sayapnya agar tidak terbit.
Derajat ini Allah berikan kepada Ali, karena ia telah menghormati orang yang sudah tua renta dan beragama Nashrani” || Subhanallah!!

# Dari cerita Ali bin Abi Thalib dan Orang Nashrani tadi dapat kita ambil hikmah (pelajaran) yang sangat berharga untuk kita Yaitu untuk senantiasa menghormati orang yang lebih tua dari kita tanpa membedakan status agama yang dianut
Menghormati orang yang lebih tua merupakan etika dalam menjalankan kehidupan sehari-hari
tanpa harus memilah-milah atau membeda-bedakan agama serta status sosia
Cerita td jg mengajarkan kepada kita untuk tidak hidup berkotak-kotak, tetapi hidup bersatu walaupun dengan orang yang berbeda agam
Jika kita mampu hidup saling menghormati antara agama, antara yang tua dan muda, insya Allah Negara kita akan damai dan indah
Orang-orang akan senang dan bangga dengan agama Islam yang telah mengajarkan kepada umatnya akhlak yang mulia
Dengan itu Islam akan berkembang dengan pesat, rahmatan lil 'alamin terwujud dan kita sebagai umat terbaik akan tercipta
Mari kita sebagai pemuda/pemudi Islam, penerus penegak agama Islam, agar memberikan kedamaian di muka bumi ini
Hiasilah akhlak dan budi pekerti kita dengan akhlak yang mulia seperti yang telah dicontohkan Rasulullah dan para Sahabatnya
Dengan itu, Islam akan menjadi agama pembawa kedamaian, kesejukan dan keindahan || Aamiin ya Robbal 'Aalamiin

Tidak ada komentar: